PENGETAHUAN DASAR BERARUNG JERAM
Ketrampilan berarung jeram memerlukan waktu untuk berkembang. Kemampuan membaca sifat sungai semata-mata tidak hanya tergantung pada kemampuan intelektual, tetapi juga seringnya mempelajari dan mengarungi sungai itu sendiri. Dengan kata lain, kemampuan mengendalikan perahu memerlukan pengertian dan pemahaman tentang segala teknik mendayung dan banyak latihan. Jadi pada dasarnya merupakan gabungan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman.
Bagi pemula, sungai tenang merupakan pilihan tempat berlatih, berangsur-angsur meningkat pada sungai yang makin sulit jeramnya. Berikut beberapa petunjuk pengetahuan dasar berarung jeram :
Ketrampilan berarung jeram memerlukan waktu untuk berkembang. Kemampuan membaca sifat sungai semata-mata tidak hanya tergantung pada kemampuan intelektual, tetapi juga seringnya mempelajari dan mengarungi sungai itu sendiri. Dengan kata lain, kemampuan mengendalikan perahu memerlukan pengertian dan pemahaman tentang segala teknik mendayung dan banyak latihan. Jadi pada dasarnya merupakan gabungan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman.
Bagi pemula, sungai tenang merupakan pilihan tempat berlatih, berangsur-angsur meningkat pada sungai yang makin sulit jeramnya. Berikut beberapa petunjuk pengetahuan dasar berarung jeram :
TEKNIK MENDAYUNG
Teknik Oar
Posisi duduk pendayung oar
berada ditengah perahu yang dilengkapi dengan rangka untuk tempat
duduk dan pegangan dayung.Dalam teknik mendayung dengan oar hanya
dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika
menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju
sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak
maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur.Jika ingin
membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan
kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.
Teknik Paddle
Berarung jeram dengan menggunakan teknik paddle
merupakan kerja tim, karena setiap awak perahu dituntut mempunyai
pengertian dan peran yang sama dalam mengendalian laju perahu. Sebuah
tim yang sudah berpengalaman dapat mengatasi hampir semua tingkat
kesulitan dalam arung jeram.Teknik paddle ini jadi lebih memungkinkan untuk pengarungan sungai yang terlalu sempit dan berbatu bagi teknik oar, dan jika mengalami kondisi darurat bisa dipecahkan bersama.
Cara duduk ada dua. Yang pertama posisi duduk seperti menunggang kuda (cowboy style) kedua kaki pendayung menjepit lingkaran tabung perahu. Cara kedua, ( nantahala style ),
seperti seorang perempuan membonceng sepeda motor, kedua kaki masuk
kebagian dalam perahu. Untuk mendayung agar perahu bergerak, tetapi jika
memang dibutuhkan kecepatan tambahan maka gagang dayung dimasukkan
kedalam air dan dikayuh dengan sekuat tenaga,seluruh otot perut dan
lengan dikerahkan untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efektif.
Gerakan dan arah dayung yang perlu dipahami oleh awak perahu meliputi :
Dayung maju (forward stoke )
Dayung balik/mundur (back stroke)
Dayung tarik (draw stroke).
Dilakukan untuk menggeser perahu mendekati posisi yang diinginkan
dengan cara menancapkan dayung jauh ke samping dan menariknya ke arah
perahu
Dayung tolak /menyamping (pry stroke).
Merupakan kebalikan dari dayung tarik tetapi tujuannya membantu
melengkapi dayung tarik untuk mengendalikan perahu ke posisi yang
diinginkan. Juga sering digunakan oleh kapten perahu yang duduk di
belakang untuk membelokkan arah perahu.
Dayung pancung (cross-bow draw).
Dayungan yang biasa dilakukan oleh para pendayung depan apabila ingin
menggeser perahu ke samping. Dayungan ini dilakukan oleh pendayung
depan dengan melakukan dayung tarik dari sisi depan memotong moncong
perahu.
ABA-ABA KAPTEN / SKIPPER
Beberapa komando yang lazim digunakan :
Maju => semua mendayung maju
Mundur => semua mendayung mundur
Stop => semua berhenti mendayung
Kanan maju => semua yang di lambung kanan mendayung maju
Kanan mundur => semua yang di lambung kanan mendayung mundur
Kiri maju => semua yang di lambung kiri mendayung maju
Kiri mundur => semua yang di lambung kiri mendayung mundur
MANUVER
Manuver digunakan apabila perahu akan melewati suatu kelokan sungai atau menghindari rintangan atau hambatan. Ferrying merupakan teknik dasar dalam melakukan manuver. Adapun cara melakukan ferry tergantung pada teknik yang digunakan disamping kondisi hambatan yang akan dilalui. Dalam melakukan ferry dikenal dua macam teknik, yaitu up stream ferry dandown stream ferry (back ferry danForward ferry )
Back ferry dimulai dengan haluan perahu menghadap ke arah hilir. Dari posisi ini mulailah mendayung mundur. Kemudian ferry
dilakukan dari sisi sebelah kiri dengan memutar haluan 30 derajat- 45
derajat ke kanan. Jika anda melakukan dayung mundur sambi menjaga sudut
perahu, perahu akan bergerak ke kiri untuk mencapai sisi sebelah kanan
arahkan haluan atau moncong perahu kearah sisi sebelah kiri dengan
mendayung mundur.
Forward ferry, perbedaannya dari back ferry hanya arah dari haluan perahu. Dalam forward ferry arahkan haluan perahu ke arah hulu (upstream) dan mulailah mendayung maju melawan arus. Hal yang harus dilakukan dalam melakukan ferry, dengan memperhatikan kecepatan arus, kekuatan dayungan, dan disesuaikan dengan sudut ferry. Semakin cepat arus maka sudut ferry semakin kecil dan kekuatan dayungan yang diperlukan semakin besar. Untuk melakukan ferry dengan baik maka diperlukan latihan, tertuama dalam menyesuaikan besar sudut ferry, kekuatan dayungan dan kecepatan arus.
Teknik lain dalam manuver adalah membelok (turn) dan berputar (pivot).
Untuk berbelok yang harus dilakukan adalah dengan menguatkan dayungan
disalah satu sisi perahu bila ingin berbelok ke sisi yang berlawanan.
Atau dengan memperlambat laju perahu pada sisi yang akan dituju.
Bila
perahu ingin berbelok ke kanan, maka para pendayung di sebelah kiri
harus melakukan dayung maju dengan tenaga yang bertambah dan disisi yang
lain melakukan dayung mundur, dengan demikian perahu akan berbelok ke
kanan. Dalam situasi yang mendadak kadang-kadang kita tidak memiliki
cukup waktu untuk melakukan gerakan berbelok atau ferry dalam menghadapi
batu yang besar atau hole yang besar. Dalam situasi tersebut dapat menyebabkan perahu terbalik atau wrap karena antisipasi yang terlambat.
Teknik
mandayung yang paling cepat dan efisien dalam menghadapi situasi
tersebut adalah dengan menggeser perahu hingga perahu dapat bergerak lateral kesamping dengan cepat. Teknik dayungan yang dilakukan untuk menggeser perahu adalah dengan melakukan dayung tarik (draw stroke) , dayung pancung (cros-bow draw) dan dayung tolak (pry stroke).
Apabila ingin menggeser perahu ke kanan pendayung sebelah kanan dayung
tarik, pendayung kiri depan dayung pancung, kiri belakang dayung
tolak.
Teknik manuver lain yang tidak kalah pentingnya dalam berarung jeram adalah teknik keluar dan masuk eddies. Dua hal yang harus diperhatikan ketika memasuki eddies yaitu kecepatan dari perahu dan sudut masuk. Keduanya harus diperhitungkan untuk mencapai satu tujuan yaitu melewati garis eddies (eddies line) dengan cepat.
Untuk keluar dari eddies ada tiga cara yang dapat dilakukan,
dengan ferrying memotong garis eddies
dengan melakukan peel out yaitu sebuah manuver dengan cara memutar perahu ke hilir begitu keluar dari eddies.
dengan membiarkan perahu ,keluar dengan sendirinya dari eddies dengan mendayung ke arah hilir.
PENGINTAIAN (SCOUTING)
Melakukan
pengintaian tehadap jeram yang belum dikenal merupakan suatu tindakan
yang bijaksana, khususnya bagi tingkat pemula. Pengintaian sejumlah
deretan jeram,meliputi proses pengamatan suatu jeram yang dilakukan pada
tepian sungai dari beberapa sudut pandang. Menganalisa apakah tingkat
kesulitan jeram sesuai dengan kemampuan awak perahu, melihat atau
mencari jalur yang paling aman,menganalisa kemungkinan terjadi trouble.
Memformulasikan
rencana yang akan dilakukan, meliputi jalur yang akan dilalui, jalur
cadangan apabila ada trouble, merencanakan teknik/manuver yang akan
dilakukan, perlu tidaknya mempersiapkan tim rescue di sisi sungai.
Melaksanakan rencana.
LINING
Jika
setelah pengintaian jeram disimpulkan tidak ada lintasan yang aman
untuk dilalui, dan karenanya diputuskan membawa perahu lewat tepian
sungai yang aman. Cara yang paling mudah adalah dengan “menuntun” perahu
anda dengan menggunakan tali. Tehnik ini disebut Lining.
PORTAGING
Jika lining
juga tidak dapat dilakukan lagi untuk menghindari halangan yang ada di
depan, dan harus mengangkat perahu menyusuri tepian sungai (darat).
Teknik ini disebut Portaging.
RIVER RUNNING SYSTEM
Bila
pengarungan dilakukan dengan lebih dari satu perahu, formasi sebaiknya
dilakukan dengan menempatkan orang-orang yang berpengalaman di depan
dan di belakang, mengapit peserta yang kurang berpengalaman. Dengan formasi ini perahu leader
tidak pernah dilewati, dan perahu penyapu tidak akan pernah
mendahului. Masing - masing beriringan satu-satu ke belakang. Gerak
maju dibuat bertahap, leader terlebih dahulu memasuki jeram jeram yang cukup berbahaya, kemudian menunggu di Eddy yang terdapat dibawahnya. Jika semua aman, leader maju kembali.
Dengan
cara ini semua perahu dapat terawasi, dan jika terjadi masalah atau
kecelakaan, semuanya ada di tempat dan siap menolong. Jarak yang aman
antara satu perahu dengan lainnya berbeda - beda, tergantung pada
situasi yang ada, bisa jauh dimana satu sama lain masih bisa melihat
jelas. Hal ini menguntungkan karena perahu yang berada di belakang dapat
melihat bagaimana perahu didepannya mengatasi jeram dalam jarak yang
relatif jauh. Jika mereka yang didepan mengalami kesulitan, maka perahu
yang dibelakang masih memiliki jarak yang cukup baik untuk melakukan
pendaratan mendadak (bisa segera melakukan pertolongan atau pengintaian
medan).
Tapi,
di medan yang sulit ketika dibutuhkan serangkaian manuver serius dan
ruang gerak yang cukup bagi sebuah perahu, tidak jarang jarak tersebut
tidak dapat dipertahankan. Diperlukan jarak yang sedikit lebih jauh
lagi, agar tidak terjadi tabrakan antara perahu yang sedang berusaha
melepaskan diri dari suatu rintangan dengan perahu yang menyusul
kemudian (Bisa jadi dua duanya atau lebih, terjebak bersama!).
Setelah melewati jeram yang cukup berbahaya, leader menunggu untuk menunjukkan lintasan terbaik kepada mereka yang segera akan memasuki jeram tersebut. Dan jika terjadi sesuatu, leader segera memberikan pertolongan. Dalam hal pengarungan ini dipergunakan beberapa signal.
Signal
berhenti dilakukan dengan mengangkat dayung atau kedua belah tangan
mendatar dan sejajar dengan pundak, kemudian menggerakkannya ke atas dan
ke bawah.
Tolong (darurat) dilakukan dengan melambaikan sebuah dayung, helm atau live-vest (life jacket). Diatas kepala dengan gerakan melingkar. Atau dengan meniupkan peluit panjang sebanyak 3 kali.
Ă„man (Okay) dilakukan dengan mengangkat dayung tegak lurus atau tangan tinggi diatas kepala.
Ikuti
arah ini dilakukan dengan mengangkat dayung atau tangan keatas dengan
posisi miring 45 derajat (diukur dengan bentangan tangan vertikal ke
horisontal). Dayung atau tangan tersebut di atas diarahkan kelintasan
yang dimaksudkan.
Selama
perjalanan perhatikan kebugaran fisik dan psikologis tim. Lebih baik
berhenti lebih awal dan beristirahat daripada melanjutkan perjalanan
dengan kondisi tim yang keletihan. Karena keletihan fisik dan psikis
dapat menimbulkan masalah.
0 komentar:
Posting Komentar