Ada 5 dasar keahlian survival
yang harus diketahui dan difahami oleh seorang petualang alam. Di sini
Saya akan menurunkan hanya prinsip-prinsip dasarnya saja, bukan
penjelasan mendetailnya. Sebelum membahas 5 dasar survival tersebut, ada satu elemen terpenting di dalam survival
yang harus menjadi titik perhatian, yaitu apa yang ada di antara dua
telinga Anda, otak. Satu hal yang penting lagi adalah : JANGAN PANIK,
karena kepanikan akan menyebabkan segala pengetahuan dan pengalaman Anda
hilang.
Dasar Pertama : Api
Api adalah elemen penting dalam survival, bahkan mungkin api adalah sahabat utama kita di kala kita tersesat di alam liar.
Api dapat berguna untuk sumber cahaya bagi kita ketika gelap,
menyediakan kehangatan di kala dingin, menjauhkan hewan buas, memasak
makanan dan air, dapat digunakan sebagai sinyal penyelamatan dan untuk memurnikan air.
Sebelum Anda melakukan aktivitas outdoor, pastikan Anda membawa sumber api (korek, pemantik dan semisalnya) yang cukup untuk minimal
persediaan dua hari. Beberapa api unggun kecil, lebih menghangatkan
dibandingkan satu api unggun yang besar. Lebih baik, mengumpulkan kayu
bakar secukupnya untuk satu malam, dan kumpulkan lagi sejumlah yang sama
untuk keesokan harinya daripada langsung mengambil banyak untuk satu
malam.
Perapian
yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar
secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan
berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat
dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk
mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/ranting yang kering dan
mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari
ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.
Apabila
Anda kehabisan pemantik atau korek, maka Anda harus memutar otak untuk
membuat api. Ada beberapa cara/teknik tradisional yang cukup ampuh,
namun membutuhkan kesabaran, usaha yang tak kenal lelah dan keahlian.
Beberapa teknik membuat api tanpa korek/pemantik :
1. Memantik
Cara
ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras.
Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda
yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang
penting adalah dapat menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar
hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan
batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit
ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api dan diarahkan ke
sabut kering, daun kering atau semisalnya yang mudah terbakar. Jika
sudah ada titik api tertangkap, segera tiup-tiup untuk menghidupkan api,
2. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara
ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan
efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu
dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang
digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang
dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam
melakukan penggergajian. Ketika mulai muncul asap, segera arahkan ke sabut kering dan tiup-tiup agar api segera terbentuk.
3. Fire Thong
Fire
Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan
kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering.
Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu
ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian
bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap
bunga api.
Dasar Kedua : Shelter
Shelter
adalah segala hal yang berguna untuk melindungi tubuh dari hujan, panas
matahari, angin, dingin dan lingkungan sekitar. Shelter pertama kita
adalah tentu saja pakaian yan kita gunakan. Oleh karena itu,
perhatikanlah pakaian Anda sebelum Anda melakukan petualangan kea lam.
Sebab, tiap lingkungan pasti membutuhkan pakaian yang berbeda. Upayakan
untuk menggunakan pakaian yang tahan dingin di kala malam, menyerap
keringat dan mudah kering, serta berbahan material yang kuat, tidak
mudah rusak atau robek. Selain itu, topi juga cukup penting.
Kemudian,
baru kita beranjak ke shelter sebagai tempat berteduh. Jangan
membuang-buang tenaga apabila alam telah menyediakan shelter bagi Anda,
seperti gua, batu besar, cekukan tebing, pohon besar atau lubang di
tanah. Tapi ingat, pastikan :
- Shelter alami tersebut bukanlah sarang binatang buas.
- Shelter tersebut tidak rawan longsor dan runtuh.
- Shelter tersebut tidak mudah disapu air, banjir, hujan dls
- Shelter
tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Caranya dengan memasukkan obor
ke dalamnya, jika obor tetap menyala, maka bisa dikatakan bebas gas
beracun.
- Jika
berteduh di bawah pohon, pastikan pohon tersebut adalah pohon yang
kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak berbuah dengan buah yang besar yang
dapat membahayakan apabila jatuh menimpa.
Namun, apabila kita tidak mendapati shelter alami, maka kita bisa membangun shelter sendiri, baik
dari bahan-bahan yang kita bawa sendiri (seperti tenda, ponco, doom,
dls) ataupun dengan mengumpulkan dari alam (seperti ranting, pelepah,
dls). Tetap harus melihat posisi untuk membangun shelter, diantaranya :
- Jangan
membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti
di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan
sangat berbahaya apabila datang hujan.
- Usahakan
dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di
bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau
buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
- Tidak
di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang
nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
- Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
Dasar Ketiga : Signalling
Signalling
atau memberikan tanda kepada orang yang mencari kita adalah sangat
penting. Tanpa melakukan hal ini, keberadaan kita akan sulit untuk bisa
ditemukan. Ada bermacam cara untuk memberikan sinyal bahwa kita masih
hidup dan memerlukan pertolongan, mulai dari api, senter, penanda dengan
warna cerah, bendera, cermin, peluit dls.
Anda
dapat menggunakan cermin ketika anda melihat helikopter, dan senter
pada malam hari. Membuat api buatan dengan asap yang berkepul juga
sangat membantu. Anda dapat membuatnya dengan cara membakar
material-material organik yang agak lembab. Anda juga dapat menulis kata
SOS besar di atas dasar pasir pantai atau tanah gembur yang terbuka.
Intinya, Anda harus kreatif agar bisa menarik perhatian orang agar
segera bisa menemukan Anda.
Dasar Keempat : Air dan Makanan
Air dan makanan adalah kebutuhan vital bagi kita. Tanpa hal ini, Anda tidak akan bisa survive
atau bertahan hidup. Teknik pertama adalah, hematlah di dalam makan dan
minum, terutama air, karena kita hanya mampu bertahan selama 3 hari
tanpa air. Minumlah di saat dingin pada sore hari, dan jangan banyak
melakukan aktivitas di siang hari yang terik. Jangan menunggu persediaan
air Anda habis baru mencari air. Apabila Anda tidak mendapati sungai
atau air tawar, maka Anda dapat melakukan hal berikut :i
- Carilah
batang-batang atau ranting pohon yang diduga menyimpan banyak air.
Potong dan kupas. Hati-hati, sebab acap kali bukan air yang didapat tapi
getah beracun.
- Gunakan scarf
atau kain yang mudah menyerap air, dan sapukan pada tanaman yang banyak
mengandung embun di pagi hari. Kumpulkan sampai kain basah dan peras di
dalam wadah. Lakukan sampai air mencukupi.
- Carilah
lumut yang tumbuh di bagian pohon yang lembab/jarang terkena sinar
matahari, lalu kumpulkan dan bungkus di dalam scarf Anda, lalu peras
sampai keluar airnya.
- Kumpulkan
daun-daun yang hijau, atau tanaman yang segar, masukkan ke dalam lubang
tanah yang telah di alasi ponco (jas hujan) dan tutup dengan plastik
atau ponco. Biarkan terkena terik matahari sampai menguap dan menempel
di plastic penutup. Kumpulkan uap tersebut dan tampung.
- Jika
wilayah tersebut sering hujan, segera buat penampung air dari ponco
yang dialas di atas tanah berlubang atau bercekuk, untuk menadah air
hujan.
- Jika
di pantai, kumpulkan air laut, lalu masak sampai mendidih dan tutup
atasnya dengan plastik atau wadah untuk mengumpulkan uap airnya. Anda
juga bisa menggunakan terik matahari dengan menampung air laut di ponco
kemudian biarkan menguap dan kumpulkan uapnya.
- Dan masih banyak teknik-teknik lainnya.
Jangan
lupa, jika memungkinkan, pastikan Anda menyaring air yang Anda dapat
dengan kain untuk memisahkan partikel-partikel padat, dan memasaknya
selama kurang lebih 10 menit sampai mendidih. Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan terjadinya infeksi atau penyakit. Sebab, jika Anda
mengalami sakit, maka Anda akan sulit untuk bisa bertahan hidup.
Selain
itu, kumpulkan makanan yang Anda yakin aman dimakan. Jangan memakan
buah-buahan atau daun yang Anda tidak mengetahuinya. Sebab sangat riskan
dan berbahaya sekali apabila beracun. Secara umum, daun yang aman
dimakan adalah yang tidak bergetah, tidak berambut, tidak berbau
menyengat dan tidak mengandung lapisan lilin.
Dasar Kelima : First Aid (P3K)
First Aid
(P3K) amatlah penting sebelum Anda melakukan petualangan. Obat-obatan
penghilang nyeri, salep desinfektans, perban kecil dan semisalnya adalah
komponen utama yang harus Anda sediakan sebelum Anda berpetualang.
Ketika Anda mengalami cedera, maka hal pertama yang harus Anda lakukan
adalah : JANGAN PANIK!!! Tetap tenang dan berfikir. Lakukan cara STOP, yaitu SIT (duduk), THINK (berfikir), OBSERVE (mengamati sekitar) dan PLAN
(buat rencana). Ini adalah hal penting yang harus Anda lakukan sebelum
lainnya. Anda harus berupaya menjaga agar otak dan fikiran Anda tetap
bisa berfungsi secara rasional, dan ini adalah dasar first aid
pertama yang harus Anda lakukan. Setelah itu baru Anda menganalisis dan
membuat ceklist, apa saja yang kira-kira Anda perlukan dan lakukan.
Inilah 5 dasar utama untuk bisa survival di alam. Jangan lupa, selain usaha, tawakkal juga sangatlah penting. Ingatlah terus bahwa hidup Anda berada di tangan Alloh, maka berdoa dan memintalah kepada-Nya, agar Anda diselamatkan.
Dirangkum dari beberapa sumber.